Berita - Daerah

BISA Stop Stunting Tahun 2024

Pelaksanaan advokasi keberlanjutan Praktik Baik dalam upaya pencegahan dan penurunan Stunting, Program Kemitraan  Nutrition Internasional (NI) bersama Save  The Children yang bergabung dalam proyek Better Investment for Stunting Alleviation (BISA), atau Investasi yang Lebih Baik untuk Pengentasan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan kegiatan “Desiminasi Praktik Baik BISA dalam Pengentasan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan semangat Inovasi Dalam Perubahan”, bertempat di Hotel Sotis Kupang, Kamis (6/6).

Peserta yang hadir dalam kegiatan Desiminasi ini berasal dari Pemerintah Provinsi NTT yang terdiri dari unsur Bapperida, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BKKBN Perwakilan NTT, Dinas Kominfo dan Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pemerintah Kabupaten/Kota hadir secara daring dan luring (Kab. Kupang dan TTU) yang terdiri dari unsur Bappeda/Bappelitbangda, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas P2KB dan Koordinator Pengawas SMA/SMK.

Acara diawali oleh Laporan Ketua Panitia Laporan penyelenggaraan kegiatan dan Paparan Gambaran Program Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi NTT, Maxianses Manafe, S.Sos,M.Si (Sekretaris Bapperida Prov. NTT).

“Terkait kondisi stunting di NTT, Data SKI (Survei Kesehatan Indonesia) yang merupakan kelanjutan dari RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) yang diselenggarakan setiap 5 tahun dan gabungan dari SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) yang diselenggarakan setiap tahun, menunjukkan pada Tahun 2023 Prevalensi Stunting NTT adalah sebesar 37,9%; mengalami penurunan dibandingkan data RISKESDAS Tahun 2018 sebesar 42,6%. Sedangkan Data e-PPGBM (Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) sebagai data untuk kebutuhan Intervensi agar status gizi semua anak terpantau secara baik dan dapat diberi intervensi tepat sasaran, pada Tahun 2023 terdapat 63.804 anak stunting atau prevalensi stunting 15,2%. Pencapaian target penurunan stunting di NTT harus didukung penuh oleh seluruh stakeholders, baik Pemerintah, swasta, akademisi, media massa, kelompok masyarakat madani, NGO, dan sebagainya. Pertemuan Diseminasi Praktik Baik Program BISA (Better Investment for Stunting Alleviation) dalam Pengentasan Stunting Provinsi NTT dengan semangat Inovasi dalam Perubahan pada hari ini merupakan wadah untuk diskusi, diseminasi informasi dan pengetahuan, serta praktik-praktik baik yang didapat dari pelaksanaan program BISA kepada seluruh pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penurunan stunting”, kata Maxi.

Selanjutnya oleh Regional Communication Manager Nutrition International, Jigyasa Nawani   menyampaikan selamat datang kepada semua peserta yang hadir dalam Bahasa Inggris, beliau berkebangsaan India. 

“BISA started in 2019, when Nutrition International and Save The Children came together, with the generous support of our donors Power of Nutrition, Department of Foreign Affairs Australia and the Govt of Canada,  to build a program aimed at accelerating the stunting reduction efforts in Indonesia. The project supported the Government of Indonesia’s national strategy to reduce stunting by improving nutrition before pregnancy and in the critical first 1,000 days. And since then, it has come a long way. We have seen practical examples of good practices of BISA bringing about systemic changes in the health systems and creating an enabling environment that fosters collaboration and localization to adapt national stunting reduction strategies to concrete local action plans”, said Jigyasa.
 
Sambutan kedua dilengkapi juga oleh Acting Director of Health and Nutrition-Save The Children Indonesia, Aduma Lestari Situmorang yang menyatakan bahwa persoalan stunting harus ditangani dengan multi stakeholders. Kegiatan Desiminasi kemudian dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTT yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda  Provinsi NTT, Dra. Bernadeta M. Usboko, M.Si.  

“Apresiasi setinggi-tingginya patut kita berikan kepada Nutrition International dan Save the Children yang telah mendukung Pemerintah Provinsi NTT dalam mewujudkan pencapaian tujuan-tujuan Strategi Nasional Penurunan Stunting (Stranas Stunting), dengan melaksanakan proyek BISA (Better Investment for Stunting Alleviation). Proyek BISA menggunakan pendekatan terpadu antara intervensi spesifik dan intervensi sensitif, dalam bentuk peningkatan kapasitas sistem layanan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta mendorong perubahan perilaku terutama terkait dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Di NTT, BISA diimplementasikan di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara. Program BISA sebagai mitra kerja Pemerintah Provinsi dalam upaya percepatan penurunan stunting telah melaksanakan baseline survey pada Tahun 2020 dan kegiatan intervensi stunting selama Tahun 2021 dan akan terus berlanjut sampai dengan Juni 2024 ini. Sejak program BISA diimplementasikan, sudah terdapat kemajuan dan teridentifikasi tantangan-tantangan penurunan stunting. Kolaborasi lintas sektor pemerintahan  dengan kelompok-kelompok masyarakat sipil di kedua kabupaten sudah dibangun dan berjalan dengan baik. Di samping itu, sudah banyak pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman implementasi Program BISA ini”, ucap beliau.

Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada stakeholders yang dinilai memberikan kontribusi terhadap penurunan stunting baik ditingkat provinsi maupun dua kabupaten yang hadir secara luring.  Kemudian sesi Diskusi Panel 1 dibawah tema “Strategi Terintegrasi untuk Mengatasi Stunting dengan Fokus pada Kesehatan Ibu dan Anak”, menghadirkan panelis  dari  SEAFAST Center LPPM-IPB, Prof. Dr. Hadi Riyadi, BP4D Kabupaten Kupang, Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dan Aduma Lestari Situmorang. 
Dalam Diskusi Panel 2 dengan tema “Menggali Solusi Stunting melalui Pendidikan Gizi dan Kesehatan Remaja”, juga menghadirkan panelis Prof. Dr. Ali Khomsan (SEAFAST Center LPPM-IPB), Dra. Elvira B.M. Ogom (Koordinator Pengawas SMA/SMK Kabupaten TTU), Basilius F. Haumen, SKM., MPH (Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan  Dinas Kesehatan Kabupaten TTU), Handayani Wasti Sagala (Senior Program officer, Maternal and Child Nutrition-Nutrition International). 

Kegiatan diakhiri dengan Presentasi singkat kesepakatan tindak lanjut dua Kabupaten dampingan Program BISA dan Tanggapan Kesepakatan Tindak lanjut dan Komitmen dari Stakeholders Provinsi oleh Iwan M. Pellokila,S.Sos (Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat_Dinas Kesehatan Provinsi NTT), Drs.Benny Benu, M.Si  (BKKBN Provinsi NTT), dan Esron M. Elim, SE,M.Si (Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Manusia  Bapperida Provinsi NTT).


Penulis : Ita Kana (Pranata Humas Ahli Muda)
Editor   : Sylvia C.Francis (Kabid PIKP)
Anda Suka Berita Ini ?