Gandeng Unicef, Dinas Kesehatan Provinsi NTT Adakan Workshop Review Cakupan PIN Polio 2024 di Provinsi NTT
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur bekerja sama dengan Unicef
dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengda NTT melaksanakan Workshop Review Cakupan PIN Polio 2024 di Provinsi NTT, Kamis 17 Oktober 2024
di Hotel Sotis, Kupang, NTT. Kegiatan dilaksanakan untuk mendukung pencapaian Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) Polio di NTT. Kegiatan melibatkan berbagai stakeholder yang selama ini mendukung
keberhasilan pencapaian cakupan PIN Polio.
Santi Ambarwati, S.E., Pj. Ketua TP
PKK Provinsi NTT, dan Dra. Bernadeta M. Usboko, M.Si., Asisten I Setda Provinsi
NTT hadir dalam kegiatan ini. Mengawali
rangkaian sambutan, dr. Alvian Munthe, Perwakilan Unicef NTT dan NTB,
menyampaikan bahwa cakupan imunisasi polio harus baik agar anak NTT sehat.
“Apresiasi diberikan kepada
Kabupaten Malaka dan TTS yang mempunyai cakupan tertinggi dari 22 kabupaten/kota.
Posyandu bergerak dengan baik dengan dukungan lintas
sektor, Polisi, TNI dan para kader yang lincah,” tutur Alvian.
Pj. Ketua TP PKK Provinsi NTT yang biasa disapa
Bunda Santi menyampaikan sapaan kepada peserta workshop.
“Terima kasih untuk laporannya dari
UNICEF. Saya berikan apresiasi kepada para kader, tenaga kesehatan, semua
petugas yang terlibat di Kabupaten Malaka dan TTS yang cakupannya tinggi. Saya berharap kabupaten lain dapat berprestasi seperti
Malaka dan TTS,” ujar Bunda Santi.
Ia meyakini bahwa semua pihak sudah
bekerja dengan baik, meskipun pasti ada kendala dalam prosesnya. Kendala
tersebut bukanlah alasan untuk tidak berprestasi seperti kedua kabupaten yang
cakupan imunisasinya tinggi. Menurutnya, pentingnya pemberian vaksin polio
menjadi pesan yang akan terus ia sampaikan pada setiap kesempatan kunjungan ke
posyandu. Hal itu akan terus dilakukan agar NTT bebas polio, tegasnya
mengakhiri sapaan.
Workshop
dibuka secara resmi oleh Asisten I Setda
Provinsi NTT. Mengawali sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang
setinggi-tingginya atas kerja hebat semua pihak yang terlibat. Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa
kebijakan Pelaksanaan PIN POLIO tahun 2024 oeleh Pemerintah RI melalui
Kementerian Kesehatan menjadi momentum yang tepat dan strategis untuk
meningkatkan kembali partisipasi seluruh pihak yang berujung pada tindakan
kolektif dari seluruh unsur masyarakat dan swasta dalam peningkatan kekebalan
dan imunitas untuk agenda eliminasi polio, baik
di NTT, Indonesia maupun dunia. Ditambahkannya, total capaian pada pelaksanaan
PIN Polio putaran 1 adalah 80% dari jumlah sasaran 910.087 anak. Sedangkan
untuk putaran 2 adalah 72% (PUSDATIN) dan ini belum mencapai target cakupan
minimal 95%,
sehingga diperpanjang hingga 23 Okober 2024.
"Hal ini perlu direspons dan ditindaklanjuti dengan
penuh perhatian dan kolaborasi dari lintas sektor, lintas progam juga pihak
swasta, semua yang terkait. Ini tanggung jawab bersama karena semua anak NTT
berhak mendapatkan imunisasi dan agar NTT Bebas Polio,” tegas Asisten I. Di sela sambutannya, Ibu Erni,
sapaan akrabnya,
juga memberikan apresiasi kepada Kabupaten TTS dan Malaka yang dengan segala cara
masing-masing terus berupaya, dan pantang
menyerah, walaupun medan berat atau
kendala lainnya dalam pelaksanaan PIN POLIO ini. Mengakhiri sambutan, ia juga berpesan pada perangkat
daerah terkait, TNI, dan Polri
untuk terus mendukung kegiatan PIN POLIO agar mencapai target, sehingga NTT Bebas Polio.
Bertindak sebagai narasumber adalah Dinkes
Kabupaten TTS, Dinkes Kabupaten Malaka, juga Ketua Komda KIPI. Workshop dihadiri
oleh pihak Kepolisian, TNI, Dinas Kominfo Prov. NTT, Dinas Dikbud Provinsi NTT,
Kanwil Agama Kemenag Prov. NTT, TP PKK, RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang, IBI, serta
perwakilan Dinkes Kab. Kupang.
Kegiatan ditutup oleh
kadis Kesehatan Prov. NTT, drg. Iien Adriani, M.Kes. Menurut Kadis, semua pihak harus berkolaborasi pada dua putaran
bulan imunisasi. Ia juga memberikan apresiasi kepada Kabupaten TTS dan
Malaka. Ia juga mengapresiasi prestasi Kabupaten Kupang yang naik dari bawah.
“Ini tidak semudah teori, prakteknya
lebih sulit. Untuk menyukseskan PIN ini, membutuhkan tekad dan keterlibatan
semua pihak. Jika kita commit dan
persiapkan dengan baik, kita akan berhasil dengan baik,” ujar drg. Iien.
Penulis : Sylvia C. F
Dokumentasi : Icha