Karya Arsitektur Sebagai Daya Tarik Wisata
KARYA ARSITEKTUR SEBAGAI
DAYA TARIK WISATA
Paul J. Andjelicus
Perencana Muda Dinas
Parekraf Provinsi NTT
Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi NTT
Desain Istana Negara di
Ibu Kota Negara (IKN) Baru yang diberi nama Nusantara telah selesai dan siap
dibangun. Karya Nyoman Nuarta ini menimbulkan polemik di jagat raya dunia
arsitektur Indonesia. Banyak dipuja dan sekaligus banyak dikritik. Terlepas
dari polemik tersebut, rancangan Istana Negara berbentuk burung Garuda
(rencana mulai dibangun 2022) akan menjadi ikon nasional dan berpotensi menjadi
magnet baru bagi dunia pariwisata. Menurut Nyoman Nuarta dalam berbagai
wawancara, Kawasan Istana Negara sendiri dirancang pada areal seluas 32 Ha dan
akan dikembangkan menjadi 100 Ha dan bangunan istana sendiri berada pada lahan
seluas 4 Ha dengan rencana 9 lantai. Kawasan ini juga dilengkapi
Plaza Nusantara seluas 10 Ha dan beberapa bangunan penunjang termasuk
taman dan kebun raya. Kawasan ini akan menjadi simbol identitas bangsa
dan ikon nasional yang akan menjadi ikon dunia.
Desain Istana Negara ini
melengkapi desain Kawasan Inti Pusat Pemerintahan seluas kurang lebih 6000 Ha
dengan tema Nagara Rimba Nusa hasil Sayembara Gagasan Desain IKN Baru
tahun 2019 lalu. Kedua karya arsitektur ini telah berupaya menggali dan
menampilkan ciri budaya dan jati diri bangsa. Tak dapat dipungkiri arsitektur
dapat berperan sebagai pembawa pesan yang dapat menginformasikan peradaban masa
lampau, yang dapat berperan dalam melandasi pengembangan kebudayaan nasional
dan kepribadian bangsa. Dari perwujudan arsitektur, dapat ditelusuri citra,
jati diri, identitas budaya suatu bangsa, baik dalam keadaan masa lalu, masa
kini, dan kecenderungannya di masa mendatang.
Karya Arsitektur dan
Pariwisata
Karya arsitektur telah
cukup signifikan berkontribusi bagi pembangunan pariwisata. Arsitektur sebagai
salah satu sektor dalam ekonomi kreatif dan arsitek adalah stakeholder
yang sangat penting bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor
pariwisata tidak mungkin berkembang tanpa karya arsitektur yang memiliki nilai
kegunaan, kekuatan, keindahan, dan estetika. Gedung atau ikon arsitektur juga
bisa menjadi daya tarik wisata. Contoh Menara Eiffel Paris, Gedung Opera
Sydney House dan Marina Bay Sands Singapura, adalah sederet contoh karya
arsitektur yang berkontribusi besar bagi dunia pariwisata.
Pariwisata dan
arsitektur merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya.
Arsitektur memegang peranan penting dalam mengatur dan menjaga suatu kawasan
pariwisata agar tetap dapat memberikan citra visual yang indah. (Mill dan
Morrison, 1985). Karya – karya arsitektur terutama yang ikonik dijadikan
sebagai atraksi dalam dunia
pariwisata dan ada dua peran arsitektur yaitu Menjadikan karya arsitektur
sebagai objek atraksi dan
disain
arsitektur untuk mewadahi kegiatan pariwisata. Memperhatikan komponen industri pariwisata 5
A (attraction, accessibility, amenity, accommodation, awarness),
maka karya arsitektur berkontribusi untuk 3 komponen yaitu Attraction:
menghadirkan destinasi wisata buatan dalam wujud kawasan/bangunan ikonik, Amenity:
bangunan restoran, cafe, pusat informasi pariwisata, museum dan accommodation:
bangunan hotel, resort, home stay.
Keanekaragaman budaya di
Indonesia khususnya arsitektur tradisional dan ditunjang keindahan
alam nusantara menjadi modal berharga bagi dunia pariwisata jika
mampu dikelola dengan baik. Di tengah era modern, keberanian mengangkat
nilai-nilai kearifan lokal dengan kepedulian tinggi terhadap lingkungan dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi di masa pandemi ini, tren
berwisata lebih mengutamakan wisata alam terbuka, menghindari keramaian, butuh
keamanan dan privasi yang tinggi serta mencari pengalaman dan tantangan
baru.
Arsitek memiliki peranan
penting untuk menciptakan arsitektur berkualitas yang mencerminkan ciri khas
Indonesia seperti bangunan hotel, restoran, galeri, hingga museum. Ide kreatif
arsitek bisa mengangkat suatu lokasi menjadi daya tarik wisata yang memiliki
daya saing internasional. Melalui karya arsitektur ikonik yang memenuhi
ekspektasi dan imajinasi wisatawan, menjadi garansi wisatawan untuk
kembali berkunjung dan menjadi agen informasi dan publikasi dengan kekuatan
media sosial.
Beberapa arsitek nasional seperti Yori Antar, Popo Danes dan lainnya telah banyak merancang bangunan atau fasilitas wisata yang indah, ikonik dan karyanya dinikmati wisatawan termasuk wisatawan mancanegara serta mendapatkan penghargaan arsitektur. Karya arsitektur tersebut dirancang dalam balutan keindahan budaya dan tradisi setempat, merupakan faktor penting dalam membangun fasilitas wisata seperti hotel dan kawasan rekreasi wisata lainnya. Ini sesuai dengan pendekatan perencanaan suatu destinasi wisata agar memiliki daya tarik dan tingkat kebetahan yang harus memilki:
- Sense of places : adanya hasil interaksi manusia dengan ruang hidupnya.
- Place attachment: terdapat hubungan emosional antara manusia dengan tempat yang dibangu untuk mendukung aktivitas tertentu.
- Place identity: kegiatan yang cocok dan menciptakan identitas atau keunikan tertentu.
Berbagai upaya telah
dilakukan untuk menjadikan arsitektur nusantara menjadi tuan rumah di
negeri sendiri seperti kegiatan Indonesia Architecture Creative Forum
(IACF) tahun 2019 di Bali. Tema yang diangkat adalah “Collaborative
Innovation: The Role of Architecture in the Development of Creative Industry
and Tourism in Indonesia” yang diharapkan dapat membuka wawasan bagi banyak
pihak, mengenai peran penting ekosistem inovasi industri kreatif dan arsitektur
sebagai infrastruktur untuk membangun kota kreatif di Indonesia.
Kegiatan lain adalah kegiatan
Sayembara Desain Arsitektur Nusantara yang dilakukan Badan Ekonomi Kreatif
(Bekraf) yang didukung oleh sebuah produsen cat. Kegiatan sayembara ini
dilakukan secara berkesinambungan sejak tahun 2013 - 2019 dengan beragam
tema yang terkait dengan kepariwisataan seperti tema Rumah Budaya
Nusantara untuk tahun 2013 sampai tema Pusat Informasi Pariwisata untuk
tahun 2019. Tujuan dari kegiatan ini untuk mencari dan menggali potesi
arsitekrur tradisional yang mampu menjadi sebuah gagasan dalam melestarikan,
mengkinikan dan menduniakan arsitektur nusantara.
Arsitektur menjadi salah
satu sub sektor unggulan ekonomi kreatif, karena tak hanya menjadi sub sektor
tetapi mampu mendukung infrastruktur fisik bagi subsektor industri kreatif
lainnya melalui desain bangunan yang menarik. Desain arsitektur yang ikonik dan
mengangkat budaya lokal juga dapat menjadi identitas kota/kabupaten, bahkan
menjadikannya sebagai daya tarik utama pariwisata, terutama bagi daerah yang
potensi sumber daya alamnya minim.
Peran
Arsitek
Arsitek
sebagai salah satu profesi tidak hanya mendesain gedung saja seperti yang
selama ini dipersepsikan masyarakat. Arsitek sejatinya merancang
lingkungan binaan untuk mewadahi aktivitas manusia. Arsitek juga ikut merancang
lingkungan sekitar bangunan. Bangunan dan lingkungan sekitarnya menjadi satu
kesatuan. Menurut UU Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, Arsitek adalah
seseorang yang melakukan Praktik Arsitek yaitu penyelenggraan kegiatan untuk
menghasilkan karya arsitektur meliputi perencanaan, perancangan,
pengawasan dan/atau pengkajian untuk bangunan dan lingkungannya serta
terkait dengan kawasan dan kota. Praktik Arsitek meliputi aspek perencanaan dan
pengawasan pelaksanaan konstruksi serta dapat dilakukan secara bersama dengan
profesi lain meliputi perencanaan kota dan tata guna lahan, manajemen proyek
dan konstruksi, pendampingan masyarakat dan/atau konstruksi lainnya
(perencanaan konstruksi monumen, patung dan jembatan).
Sebagai salah satu
profesi yang menggeluti usaha kreatif, arsitek memiliki peran
penting dan strategis, karena itu perlu dibina dan dikembangkan secara
sistematis untuk mendukung industri kreatif. Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017
tentang Arsitek, telah mengatur tahapan untuk menjadi arsitek dan sarjana
arsitektur lulusan perguruan tinggi tidak dapat langsung berpraktek
sebagai Arsitek. Seorang sarjana arsitektur harus menempuh pendidikan
profesi, magang dan lulus ujian kompetensi baru mendapat Surat Tanda Registrasi
Arsitek (STRA) dan lisensi untuk berpraktek sebagai Arsitek.
Selanjutnya seorang yang akan berpraktek sebagai Arsitek juga harus
menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai asosiasi resmi profesi
arsitek.
Dalam kaitanya dengan
peran arsitek dalam pembangunan, disamping berkontribusi menciptakan lingkungan
binaan yang mewadahi aktivitas manusia dengan karya-karya sesuai
dengan perkembangan dan keperluan zaman, arsitek juga mengemban misi untuk
melestarikan warisan budaya dan sejarah arsitektur Indonesia. Para arsitek
berperan dalam menjaga agar warisan budaya, khususnya dalam bentuk karya
bangunan. Nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk bangunan-bangunan di setiap
daerah yang ada tersebut perlu dijaga, dikembangkan dan dilestarikan.
Tanggung jawab arsitek untuk menjaga kearifan lokal menurut Acwin Dwijendra (2018) antara lain:
- Memaknai kearifan lokal melalui tipologi bentukan lama
(tradisional) dan esensi ruang dan kebiasasan setempat.
- Mempertahankan nilai kearifan lokal dengan mempertahankan bangunan
lokal setempat, pengkajian, membangun kembali sesuai tradisi, penciptaan yang
baru melalui metode transformasi kearifan lokal di masa lalu dalam konteks
kekinian.
- Menghadirkan masa lalu di masa sekarang melalui pendekatan penggunaan material, sistem struktur dan konstruksi, teknologi, iklim dan lingkungan sosial budaya.
- Strategi 4 tema regionalisme arsitektur: reinvigorating tradition (penyegaran kembali tradisi), reinventing tradition (mengkombinasikan tradisi lokal), extending tradition (melanjutkan tradisi), reinpretating tradition (menginterpretasi kembali tradisi).
Peran arsitek dan karya
arsitektur menjadi sangat vital untuk mendukung kemajuan industri kreatif dan
pariwisata Indonesia. Arsitektur tak hanya menjadi identitas kota, tetapi mampu
menjadi ikon pariwisata
Karya dan Peran Arsitek NTT
Karya arsitek NTT juga
telah menghiasi lingkungan binaan NTT. Sederet karya bangunan dan kawasan
termasuk fasilitas wisata telah terbangun. Salah satu yang ikonik adalah Gedung
Kantor Gubernur NTT yang berbentuk Sasando. Gedung ini hasil Sayembera
Arsitektur tahun 2014 lalu, hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi NTT dan Ikatan
Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi NTT. Sayembara Arsitektur memang sedang didorong
dan digiatkan untuk menghasilkan karya rancang bangun lingkungan binaan
yang berkualitas, indah sekaligus fungsional khususnya untuk fasiltas publik
yang menjadi ikonik. Beberapa instansi dan pemerintah baik nasional maupun
daerah sudah mulai melaksanakan kegiatan sayembara arsitektur untuk berbagai
fasilitas publik.
Para arsitek yang
tergabung dalam IAI Provinsi NTT siap mendukung pembangunan NTT yang menjadikan
pariwisata sebagai prime mover. Hal ini diwujudkan melalui
kerjasama IAI NTT dengan Dinas Pariwiwata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Tahun 2021 melalui MoU Nomor Parerkaf 55.2.2/04/III/2021 dan
020/IAI.NTT/III/2021 tanggal 15 Maret 2021. Kontribusi IAI Provinsi NTT adalah
mendukung rancang bangun fasilitas pariwisata (atraksi, akomodasi dan amenitas)
yang mampu menjadi wadah aktivitas berwisata dan sekaligus menjadi daya tarik
wisata yang baru dengan mengangkat potensi kearifan lokal NTT. Kerjasama
lainnya dilakukan dengan Sinode GMIT dan Unika Widya Mandira Kupang dalam
rangka pembangunan kembali gedung gereja pasca bencana Siklon Seroja pada
April 2021 lalu. Pada kerjasama ini IAI Provinsi NTT menyediakan tenaga
profesional untuk pelatihan tukang, konstruksi dan pengawasan terhadap
pembanguan beberapa pastori dan gedung gereja.
Untuk makin memantapkan
karya dan peran arsitek NTT, IAI Provinsi NTT telah melaksanakan
Rakerprov untuk menyusun Program Kerja 2022-2024. Ketua IAI Provinsi NTT Robert
Rayawulan, IAI menjelaskan berbagai tantangan dalam dunia kerja arsitek
seperti penyiapan lisensi praktik arsitek, kompetisi dalam dunia jasa
konstruksi yang menuntut arsitek NTT harus terus mempersiapkan diri secara
profesional dan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat
sehingga arsitek juga harus beradaptasi khususnya penguasaan
berbagai aplikasi teknologi desain arsitektur dalam praktek arsiteknya.
Terdapat serangkaian agenda untuk menjawab tantangan dunia kerja arsitek
yaitu: Menjemput yang Tertinggal, Mengumpulkan yang Tercecer, Menguatkan
yang Lemah dan Memberdayakan yang Mampu. Ini dilakukan untuk
mewujudkan Visi IAI NTT 2021-2024 yaitu IAI NTT Bangkit dan Semakin Mantap
( Mandiri, Terpercaya, Akuntabel dan Profesional).
IAI Provinsi NTT semakin
mantap untuk ikut serta secara aktif membantu pemerintah dan masyarakat
Nusa Tenggara Timur dengan melahirkan karya – karya arsitektur yang berkualitas
dengan mengangkat identitas lokal, melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan
sayembara arsitektur, melakukan kajian – kajian yang terkait bidang
arsitektur seperti kajian permasalahan kota di NTT dan masalah
kebencanaan di NTT. Selanjutnya akan dilakukan kegiatan untuk
memperkenalkan dan mensosialisasikan praktek arsitek melalui road
show ke kampus – kampus yang memiliki jurusan arsitektur, peningkatan
kompetensi dan professional arsitek NTT, penyajian informasi kegiatan IAI
NTT secara digital kepada masyarakat luas dan membangun kerjasama dengan mitra
kerja seperti pemerintah, swasta, asosiasi profesi lainya dan masyarakat
sebagai pengguna jasa arsitek.
Referensi:
- Dwijendra, Acwin.2018. Peran
Arsitek Untuk Menjaga Kearifan Lokal Dalam Konsep Arsitektur Bangunan-Materi
Presentasi Kampanye Edukasi Publik Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Denpasar.Bali
- Specht,
J. (2014). Architectural Tourism. Building for Urban Travel Destination.
Wiesbaden, Deutch: Springer Gabler.
- Wendyputra, I Putu Weka, dkk.2013. Arsitektur Modern Di Kawasan Pariwisata Amed. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 2 (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
- http://edukasi.kompas/Karya Arsitektur Bisa Menjadi Daya Tarik Wisata/2012/10/29/20093085
Sumber gambar : Kemen
PUPR