Festival Golo Koe : Geliat Baru Pariwisata Labuan Bajo
Pariwisata
Kabupaten Manggarai Barat khususnya di Labuan Bajo menjadi salah satu sektor
yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kehadiran objek wisata
seperti Komodo di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach dan sejumlah
objek wisata alam lain menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan asing maupun
lokal untuk datang dan berkunjung ke Manggarai Barat dan Labuan Bajo. Sementara
itu, Kota Labuan Bajo sendiri sudah membangun sejumlah daya tarik wisata buatan
untuk menarik minat wisatawan. Kemajuan pada sektor pariwisata ini dinilai
menjadi kesempatan sekaligus tantangan tersendiri bagi pemerintah dan
masyarakat Kabupaten Manggarai Barat untuk lebih memperkenalkan sisi lain dari
Tanah Manggarai atau yang sering dikenal dengan sebutan Tanah Nuca
Lale.
Event Festival Golo Koe
merupakan salah satu jawaban atas upaya pemerintah dan masyarakat Kabupaten
Manggarai Barat untuk memperkenalkan sisi lain atau wajah lain dari tanah
Manggarai Barat. Festival Golo Koe Labuan Bajo merupakan festival keagamaan
pertama yang dilaksanakan di Labuan Bajo. Inti dan puncak dari festival ini
adalah prosesi perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara mengelilingi
Kota Labuan Bajo yang berakhir dengan pentataan di Gua Maria Golo Koe Labuan
Bajo. Golo Koe adalah Bahasa Manggarai yang jika diartikan ke
dalam Bahasa Indonesia memiliki arti gunung yang kecil atau bukit.
Istilah Golo Koe ini kemudian digunakan sebagai nama tempat
kebaktian umat Katolik yaitu Gua Maria Golo Koe, sekaligus dipilih sebagai
lokasi akhir prosesi Festival Golo Koe Labuan Bajo.
Manggarai Barat pada umumnya dan Labuan Bajo
pada khususnya tidak boleh hanya dikenal sebatas Pulau Komodo atau Pulau Padar
tetapi juga harus dikenal sebagai sebuah daerah yang kaya akan nilai luhur
budaya dan spiritual. Wisata yang bernuansa spiritual bisa dikatakan sebagai
wajah baru dari model kepariwisataan yang dikembangkan pemerintah dan
masyarakat. Kabupaten Manggarai Barat yang selama ini sekadar dikenal dengan
wisata alam (ambil contoh Pulau Komodo) mencoba memberikan pengalaman berwisata
yang sangat berbeda kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang berkunjung.
Dikatakan berbeda karena wisata spiritual tidak hanya menciptakan hubungan
antara manusia dengan lingkungannya saja, tetapi menitikberatkan pada hubungan
antara manusia dengan Tuhan Sang Pencipta.
Sebagai suatu hal yang baru dalam model
kepariwisataan, wisata spiritual merupakan salah satu bentuk pengalaman
perjalanan spiritual yang ditempuh seseorang untuk bertemu dan berinteraksi
dengan Sang Penciptanya. Rangkaian acara dan kegiatan yang dilaksanakan
memberikan kesempatan kepada masyarakat dan pengunjung untuk lebih mendalami
nilai-nilai spiritual yang telah mengakar dalam berbagai aspek kehidupan harian
masyarakat, khususnya masyarakat Manggarai. Selain itu Festival Golo Koe Labuan
Bajo juga menjadi bukti kerukunan dan toleransi yang terjalin antar umat
beragama yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Hal inilah yang sebenarnya
ingin ditampilkan dan ditawarkan dalam seluruh rangkaian kegiatan Festival Golo
Koe Labuan Bajo yang diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus sampai 15 Agustus
2022 dan berpusat di Waterfront, Labuan Bajo.
Festival Golo Koe
Labuan Bajo digagas dan diorganisir oleh Keuskupan Ruteng, bekerja sama dengan
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, BPOLBF dan stakeholders terkait
lainnya di sektor pariwisata. Terdapat 6 (enam) kegiatan utama pada Festival
Golo Koe Labuan Bajo, yaitu acara pembukaan (opening ceremony), kegiatan
pentas seni, kegiatan pameran budaya dan kuliner khas masyarakat Manggarai,
kegiatan ekologis (alam) dan karitatif (sosial), kegiatan prosesi akbar
perarakan patung Bunda Maria Assumpta Nusantara, dan Misa Agung Maria Assumpta
Nusantara sekaligus dirangkaikan dengan malam penutupan Festival Golo Koe
Labuan Bajo. Adapun beberapa acara diisi oleh beberapa pelaku seni seperti
musisi lokal maupun musisi dari luar daerah.
Masing-masing kegiatan yang
diselenggarakan dalam Festival Golo Koe ini sendiri memiliki nilai-nilai yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, terlebih khusus berpusat pada
dimensi manusia, dimensi alam, dimensi budaya, dan dimensi keilahian. Cinta
kasih serta karya Tuhan termanifestasi secara nyata dalam keindahan alam dan
keluhuran budaya masyarakat Manggarai. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab
sebagai manusia untuk terus menghidupi, menjaga dan memelihara berkat Tuhan
tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
selama Festival Golo Koe Labuan Bajo memberikan gejolak yang cukup besar dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat. Kegiatan yang berlangsung selama
satu minggu ini mampu menarik animo yang sangat besar dari pengunjung khususnya
yang berada di daerah Keuskupan Ruteng yang mencakup tiga kabupaten yaitu
Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur. Masyarakat dan pengunjung yang
hadir terlihat sangat menikmati dan hanyut dalam suasana spiritual yang
dihadirkan dalam setiap kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Selain itu
pihak penyelenggara juga memberikan kesempatan kepada para penggiat atau pelaku
UMKM dan industri kreatif lainnya untuk menjajakan dan menampilkan hasil usaha
mereka seperti makanan, minuman, kain tenun dan beragam hasil kreatif lainnya,
hal tersebut bertujuan agar Festival Golo Koe Labuan Bajo memberikan nilai guna
kepada seluruh masyarakat khususnya bagi masyarakat yang selama ini mengalami
kesulitan berkaitan dengan pemasaran produk hasil usaha.
Pada akhirnya tentu banyak masyarakat dan unsur-unsur terkait yang mengharapkan Festival Golo Koe Labuan Bajo ini menjadi agenda tahunan, seperti yang dikatakan langsung oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, S.E. Dampak serta momentum Festival Golo Koe Labuan Bajo dinilai memberikan dampak positif dalam kehidupan ekonomi, sosial, pariwisata dan secara khusus spiritual masyarakat dan pengunjung yang menikmati dan terlibat secara langsung dalam rangkaian kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Kehadiran pariwisata yang berbasis spiritual di Kabupaten Manggarai Barat tentu menjadi geliat dan sumbu baru bagi pertumbuhan pariwisata ke depannya. Banyaknya pilihan dan referensi wisata yang dapat ditawarkan dan diberikan kepada masyarakat maupun wisatawan dapat menjadikan Kabupaten Manggarai Barat sebagai destinasi unggulan. Oleh karena itu evaluasi, perbaikan, masukan serta kritik dari berbagai pihak tentunya sangat diharapkan dan dipandang sangat penting demi tercapainya gagasan dan semboyan Festival Golo Koe Labuan Bajo tahun 2022 yaitu pariwasata holistik: berpartisipasi, berbudaya, dan berkelanjutan.