Berita - Umum

Festival Film Perdana di Nusa Tenggara Timur

Komunitas Film Kupang memprakarsai terselenggaranya “Flobamora Film Festival” yang dilaksanakan selama 3 (tiga hari) di Kupang, mulai hari  ini kamis  tanggal 27 sampai dengan 29 Oktober 2022 bertempat di UPTD Museum Daerah Nusa Tenggara Timur, dibuka secara resmi oleh Gubernur NTT yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Dr. Drs. Zet Libing, M.Si, (27/10).

Yedida Asteria Letedara, Ketua Komunitas Film Kupang dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama lebih dari 10 (sepuluh) tahun Komunitas Film Kupang berupaya membangun ekosistem film di NTT lewat berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan, produksi, pemutaran fillm sebagai ruang apresiasi dan pertemuan karya film yang dihasilkan dengan penontonnya. Sebagai langkah awal, pada tahun 2021 Komunitas Film Kupang mengadakan Parade Film NTT bertempat di Taman Budaya NTT dan berhasil menjaring 46 karya film sebelum dikurasi. Hal ini  menjadi indikator memotivasi lahirnya kegiatan Flobamora Festival Film ini. Mengusung tema “Harmoni” yang berarti menyelaraskan keberagaman dan semangat menjadi rumah bersama sinema di NTT. Semangat ini tertuang dalam logo kegiatan yang berbentuk “Umme Kbubu” yang menjadi rumah tempat tinggal bagi Atoin Meto di NTT.  

“Program-program yang dilaksanakan sebagai  bagian rangkaian Flobamora Film Festival antara lain Kompetisi Film Flobamora, Non-Kompetisi dan Forum Komunitas Film. Program Non Kompetisi yaitu Sinema Harmoni dan Layar Nusantara. Kegiatan pre Festival : Bioskop Pasiar dan Workshop Film Pelajar. Ucapan terima kasih dan apresiasi  yang tinggi karena adanya dukungan dari berbagai pihak seperti Pemerintah Provinsi NTT, Komunitas : Sekolah MUSA, Timore Art Graffiti, Leko, Tim Merekam Kota, Hotu-hotu, Beginners, Langit Jingga Films, Raider Production, Support Partnership : Rumata, Tutebek, Kadin NTT, Maida Coffee, Barista Event, Tobaire, JIKOM Undana, Program Partner : Minikio Film Week, Madani International Film Festival, Program Indonesia Raja, Venue partner : UPTD Museum Daerah NTT, Media partner : TVRI, RRI, Vox NTT, mediakupang.com, AFB, RradarNTT, Garda Indonesia, dan semua relawan komunitas film. Selamat berfestival dan panjang umur ekosistem perfilman NTT”, kata Yedida dalam menutup sambutannya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan  oleh Kepala Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, lebih akrab disapa Sony Libing memberikan 3 (tiga) pesan dari Gubernur NTT.

“Pertama, Bapak Gubernur sangat mengapresiasi kerja-kerja luar biasa dari Komunitas Film Kupang, kenapa karena kita punya potensi kekayaan soal budaya dan kekayaan alam yang luar biasa, tetapi ia hanya sekedar sebuah kekayaan, harus dihidupkan, harus bersuara, harus bernilai yang memberi spirit bagi pembangunan di NTT. Festival ini adalah salah satu cara menghidupkan, menyuarakan, membangun, dan melestarikan kekayaan budaya dan alam yang kita miliki. Apalagi ini dilakukan oleh anak-anak muda, tetap bersemangat menggali dan melestarikan budaya,kekayaan alam dan memberikan nilai tambah pembangunan di NTT”, kata Sony.

“Kedua, agar adik-adik Komunitas Film Kupang tetap semangat dan festival ini harus tetap diselenggarakan setiap tahun. Dari aspek budaya dan ekonomi kreatif, Film adalah salah satu dari 17 bidang ekonomi kreatif”, lanjut  beliau. 

“Ketiga, kita kekurangan literasi, nilai budaya, kekayaan alam dan kekurangan mendokumentasikannya. Film sampai kapan pun tetap ada daripada bercerita atau bertutur jika ahli warisnya meninggal, maka selesailah sudah sejarahnya. Film atau tulisan akan tersimpan dengan rapi. Kita mesti memperkaya literasi atas budaya, kekayaan alam berbagai kreativitas dan film adalah salah satu cara meliterasikan segalanya. Bapak Gubernur menyampaikan terima kasih atas inisiatif yang luar biasa dari Komunitas Film Kupang, karena Pemerintah punya kepentingan. Kita tetap semangat, kita tetap berkolaborasi dan Pemerintah mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas karya-karya baik yang telah dibuat oleh Komunitas Film Kupang”, mengakhiri sambutannya.


Penulis dan dokumentasi :  Ita Kana (Pranata Humas Diskominfo)

Editor : J. Taebenu

Anda Suka Berita Ini ?