Tim Ekspedisi Patriot IPB Validasi Data Transmigrasi, Sambangi Dinas Koperasi, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Belu
04 Sep 2025, 12:22
By petrix nomleni
6
Atambua, NTT 02 September 2025– Tim Ekspedisi Patriot IPB melanjutkan agenda kerjanya di Kabupaten Belu dengan mengunjungi Dinas Koperasi, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi. Kunjungan ini menjadi langkah penting untuk memastikan keakuratan data kawasan transmigrasi di wilayah Kawasan Tasifeto-Mandeu, sekaligus memperkuat rekomendasi pembangunan berbasis penelitian.
Ekspedisi Patriot merupakan program kolaboratif Kementrian Transmigrasi dengan Kampus di Indonesia salah satunya IPB University yang dirancang untuk mendukung pembangunan daerah, terutama di wilayah perbatasan. Tahun ini, fokus ekspedisi diarahkan pada kawasan transmigrasi. Mahasiswa yang tergabung dalam tim tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga menganalisis potensi, hambatan, serta peluang yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut.
Salah satu agenda utama ekspedisi adalah validasi data transmigrasi. Data yang akurat dipandang sangat penting karena menjadi dasar dalam menyusun perencanaan jangka panjang, baik untuk pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan masyarakat.
Dalam pertemuan dengan pejabat dinas, tim membahas sejumlah isu utama, mulai dari jumlah desa transmigrasi yang aktif, kondisi infrastruktur dasar hingga dinamika sosial ekonomi warga. Diskusi ini memastikan data lapangan yang dikumpulkan tim sesuai dengan dokumen resmi milik pemerintah daerah.
Analisis Kebijakan Dinas Koperasi, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Belu, Gregorius A. Mau, S.Hut, menyambut positif langkah Tim Ekspedisi Patriot IPB yang turun langsung ke masyarakat. Ia menilai keterlibatan akademisi memberi energi baru bagi pemerintah daerah. “Kolaborasi ini mencerminkan semangat triple helix yang sangat baik. Pemerintah daerah terbantu melalui masukan berbasis data, sementara mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata untuk mengabdi dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa,” ujarnya. Menurut Gregorius, data yang akurat akan membantu pemerintah daerah merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran. Tanpa validasi, program transmigrasi berisiko tidak optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Anggota Tim Ekspedisi Patriot IPB, Juli Winando Lumban Toruan, S.P., M.Si, menekankan bahwa data tidak boleh dipandang hanya sebagai angka semata. “Kami belajar bahwa data adalah cerminan kehidupan masyarakat. Di balik angka-angka terdapat cerita dan pengalaman warga yang harus dipahami. Harapan kami, hasil validasi ini bisa membantu pemerintah merancang program transmigrasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan, pengalaman terjun langsung ke desa-desa transmigrasi membuat mahasiswa semakin sadar bahwa pembangunan membutuhkan sinergi banyak pihak. “Kami belajar mendengar, memahami, dan kemudian menawarkan solusi. Itu yang menjadi nilai penting dari ekspedisi ini,” katanya.
Sejak akhir Agustus 2025, Tim Ekspedisi Patriot IPB sudah melakukan berbagai kegiatan di Belu. Selain validasi data, ekspedisi patriot juga melakukan survei awal
berdialog dengan perangkat desa, serta mewawancarai masyarakat transmigran untuk menggali persoalan yang mereka hadapi sehari-hari. Dialog yang digelar di desa-desa transmigrasi juga memberi gambaran yang lebih utuh mengenai kondisi sosial budaya masyarakat. Warga tidak hanya menyampaikan kebutuhan infrastruktur, tetapi juga aspirasi terkait pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan keterampilan kerja.
Pemerintah daerah berharap kegiatan ini bisa menjadi titik awal perbaikan data transmigrasi yang lebih komprehensif. Data yang diperbarui nantinya akan digunakan untuk mendukung kebijakan, mulai dari pengembangan fasilitas umum hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
Ekspedisi Patriot IPB menegaskan bahwa pembangunan kawasan transmigrasi hanya bisa berhasil jika didukung kolaborasi lintas sektor. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat harus berjalan bersama agar transmigrasi tidak lagi dipandang sekadar sebagai program pemindahan penduduk, melainkan sarana peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan. “Dengan adanya validasi data ini, kami berharap transmigrasi di Belu benar-benar membawa dampak nyata. Bukan hanya bagi transmigran, tetapi juga masyarakat lokal yang hidup berdampingan di wilayah perbatasan,” tutup Juli.